Badminton dikenal karena kecepatan permainan dan keterampilan teknis yang tinggi. Olahraga ini memerlukan pemahaman aturan main yang tepat.
Tanpa memahami aturan main badminton, pemain bisa kehilangan banyak poin penting hanya karena kesalahan kecil. Karena itu, mengenali peraturannya bukan hanya penting—tapi wajib bagi siapa pun yang ingin bermain serius.
Meski terlihat sederhana, badminton memiliki struktur permainan yang kompleks. Mulai dari tata letak lapangan, sistem skor, hingga urutan servis, semuanya diatur dengan rinci oleh badan resmi.
Artikel ini akan membahas aturan main badminton secara lengkap dalam bahasa Indonesia. Dengan memahami seluruh isi artikel ini, pembaca akan lebih percaya diri saat bermain, baik secara santai maupun kompetitif. Yuk, pelajari semua yang perlu diketahui agar tidak salah langkah di lapangan!
Struktur Dasar Permainan Badminton
Dalam olahraga badminton, struktur dasar permainan dirancang agar adil, cepat, dan kompetitif. Panjang lapangan adalah 13,4 meter, sementara lebarnya tergantung jenis permainan: 5,18 meter untuk tunggal dan 6,1 meter untuk ganda.
Tinggi net ini menjadi standar dalam semua pertandingan resmi dan sangat memengaruhi teknik pukulan pemain. Poin dalam permainan diperoleh bila lawan gagal mengembalikan shuttlecock dengan benar, keluar lapangan, atau melakukan pelanggaran. Setiap game dimainkan hingga salah satu pihak meraih 21 poin, menggunakan sistem rally point.
Dimensi dan Penandaan Lapangan
Semua ukuran ini ditetapkan secara internasional dan digunakan di seluruh turnamen resmi, baik di dalam negeri maupun luar negeri.
Panjang standar lapangan adalah 13,4 meter dari ujung ke ujung. Kemudian lebar lapangan pada permainan ganda 6,1 meter, sedangkan tunggal 5,18 meter saja. Perbedaan ini mengubah strategi permainan karena area yang harus dijangkau oleh pemain juga berbeda.
Untuk garis penandaan lain:
- Garis Tengah: membagi area servis menjadi dua bagian.
- Garis Servis Pendek: menunjukkan batas minimum shuttlecock harus melewati net saat servis.
- Garis Servis Panjang: hanya berlaku pada permainan ganda, membatasi seberapa jauh shuttlecock bisa masuk ke area belakang.
- Garis Samping: membedakan batas ganda dan tunggal.
Letak dan penggunaan garis ini sering kali membingungkan pemain pemula. Banyak fault terjadi karena salah paham terhadap area legal permainan. Itulah sebabnya penguasaan terhadap dimensi dan penandaan lapangan sangat penting, tidak hanya untuk menghindari pelanggaran, tapi juga mengoptimalkan strategi.
Jika pemain tahu zona aman untuk mengarahkan shuttlecock, peluang memenangkan poin menjadi jauh lebih besar. Kombinasi akurasi pukulan dan pemahaman zona adalah kunci utama dalam permainan kompetitif.
Jumlah Pemain dan Posisi Awal
Jumlah pemain dalam permainan badminton menentukan format pertandingan dan memengaruhi taktik bermain. Format tunggal menekankan kecepatan kaki dan kelincahan, sementara ganda membutuhkan koordinasi yang solid.
Pemain berdiri di belakang garis servis pendek dan harus memukul shuttlecock ke area servis lawan secara diagonal.
Sementara itu, dalam format ganda, dua pemain berada di setiap sisi. Di awal pertandingan, pemain yang melakukan servis berdiri di sisi kanan. Pasangannya berada di belakang, siap menanggapi jika shuttlecock dikembalikan.
Peraturan posisi dalam ganda sedikit lebih kompleks. Rotasi terjadi hanya saat pasangan yang melakukan servis berhasil mencetak poin. Jika mereka gagal, giliran servis pindah ke pasangan lawan. Pemahaman ini sangat krusial karena kesalahan posisi dapat menyebabkan kehilangan poin.
Kesalahan umum yang sering terjadi antara lain:
- Berdiri di sisi yang salah saat servis.
- Salah satu pemain tidak menyadari giliran servis.
- Perubahan posisi yang tidak dilakukan setelah menang poin.
Untuk menghindari kekacauan di tengah permainan, pemain disarankan untuk latihan posisi secara rutin. Komunikasi antar pasangan dalam ganda juga menjadi kunci, agar strategi berjalan mulus tanpa pelanggaran teknis.
Butuh karpet vinyl berkualitas dengan harga terjangkau?
Hubungi segera 0823.3434.6131 melalui WA atau telpon. Dapatkan informasi produk dan promo sekarang juga!
Peraturan Servis yang Harus Dipatuhi
Servis adalah komponen penting dalam permainan badminton. Aturan main badminton secara resmi mengatur bagaimana servis dilakukan, mulai dari posisi kaki, arah pukulan, hingga tinggi shuttlecock saat kontak.
Sebelum melakukan servis, pemain harus berdiri di dalam kotak servis masing-masing dan tidak menginjak garis batas. Posisi berdiri juga harus stabil; kedua kaki menyentuh lantai dan tidak boleh bergeser saat servis berlangsung.
Arah pukulan servis harus dilakukan secara diagonal ke kotak servis lawan yang sesuai. Jika pemain melakukan servis ke arah yang salah atau shuttlecock mendarat di luar area sah, maka servis tersebut dianggap fault dan lawan langsung memperoleh poin.
Selain itu, penting memahami kapan dan dari sisi mana servis harus dilakukan. Posisi ini berlaku baik dalam permainan tunggal maupun ganda, dengan sedikit perbedaan rotasi yang akan dibahas pada subbagian berikut.
Agar servis menjadi senjata pembuka yang efektif, pemain perlu melatih teknik dan waktu dengan baik. Servis yang tepat tidak hanya menghindarkan dari pelanggaran, tetapi juga bisa memancing lawan membuat kesalahan lebih awal dalam reli.
Urutan Servis Pemain
Urutan servis dalam badminton mengikuti pola khusus, terutama setelah setiap poin selesai. Memahami giliran ini sangat penting untuk menjaga ritme permainan dan menghindari pelanggaran teknis.
Pada pertandingan tunggal, urutan servis lebih sederhana:
- Jika skor genap, servis dilakukan dari sisi kanan.
- Jika skor ganjil, servis dari sisi kiri.
Jika server memenangkan reli, ia mempertahankan servis dan berpindah ke sisi lapangan yang berlawanan. Namun jika server kalah dalam reli, servis berpindah ke lawan, dan posisi disesuaikan berdasarkan skor lawan.
Dalam pertandingan ganda, rotasi lebih kompleks. Pasangan yang memulai servis akan tetap mempertahankan giliran hingga kalah dalam reli. Pemain yang melakukan servis dan pasangannya akan berpindah posisi setiap kali menang poin. Namun, bila servis berpindah ke lawan, posisi mereka tidak berubah hingga mereka memperoleh poin sendiri.
Banyak kesalahan rotasi terjadi pada pemula karena tidak memahami prinsip dasar ini. Oleh sebab itu, latihan simulasi dan komunikasi antar pemain sangat disarankan, terutama untuk pertandingan ganda.
Kesalahan Servis yang Sering Terjadi
Dalam permainan kompetitif, ada sejumlah kesalahan atau fault servis yang sering terjadi dan dapat merugikan pemain. Kesalahan ini bisa disebabkan oleh kurangnya pemahaman teknis atau karena terburu-buru saat memulai permainan.
Beberapa jenis fault servis yang umum dijumpai antara lain:
- Pukulan terlalu tinggi
- Kaki menginjak garis
- Tidak mengenai shuttlecock secara bersih
- Gerakan servis tidak kontinu
- Shuttlecock tidak melewati net atau jatuh di luar area sah
Selain kelima poin di atas, kesalahan bisa terjadi karena tergesa-gesa atau kurang fokus. Pemain harus menjaga ritme servis dan memastikan semua posisi tubuh serta shuttlecock sesuai aturan sebelum memukul.
Servis yang disiplin dan konsisten tidak hanya menghindarkan dari pelanggaran, tetapi juga membangun kepercayaan diri sejak awal permainan. Latihan rutin adalah kunci utama untuk menghindari kesalahan-kesalahan ini.
Poin dan Sistem Penilaian Resmi
Dalam aturan main badminton, sistem penilaian telah diatur secara global dengan standar yang disebut rally point system. Sistem ini digunakan di semua pertandingan resmi dan turnamen internasional, serta menjadi dasar penilaian di tingkat amatir dan profesional.
Setiap pertandingan dimainkan dalam format best of three—yaitu maksimal tiga gim, dengan masing-masing gim dimainkan hingga 21 poin. Tim atau pemain pertama yang mencapai 21 poin, dengan selisih minimal dua poin dari lawannya, dinyatakan sebagai pemenang gim tersebut.
Namun, ada batas maksimal skor. Jika skor menjadi 29-29, maka pemain atau tim pertama yang meraih poin ke-30 langsung memenangkan gim, tanpa perlu selisih dua poin. Hal ini dilakukan untuk menjaga agar pertandingan tidak berlangsung terlalu lama.
Poin diberikan kepada pemain atau tim yang memenangkan reli, terlepas dari siapa yang melakukan servis. Inilah yang membedakan sistem rally point dengan sistem lama, di mana poin hanya bisa diraih oleh pihak yang sedang melakukan servis.
Beberapa hal yang menyebabkan kemenangan reli antara lain:
- Shuttlecock jatuh di area lawan yang sah tanpa bisa dikembalikan.
- Lawan memukul shuttlecock keluar batas lapangan.
- Terjadi pelanggaran teknis seperti menyentuh net atau fault servis.
- Lawan gagal mengembalikan shuttlecock melewati net.
Dengan sistem penilaian ini, setiap reli memiliki nilai yang signifikan. Pemain tidak boleh lengah bahkan satu detik, karena kehilangan fokus sejenak bisa langsung berakibat pada kehilangan poin.
Skenario Deuce dan Rubber Game
Dalam pertandingan yang ketat, sering kali terjadi situasi di mana skor imbang mendekati akhir gim. Kondisi ini disebut sebagai deuce, yaitu saat skor mencapai 20-20. Dalam keadaan ini, permainan belum bisa dimenangkan sampai ada selisih dua poin.
Misalnya, jika pemain A dan B sama-sama berada di angka 20, maka mereka harus melanjutkan permainan hingga salah satu mencapai 22-20. Namun jika mereka kembali imbang di 21-21, permainan terus berjalan hingga salah satu unggul dua poin, atau hingga mencapai batas maksimal 30.
Jika pertandingan berlangsung hingga set ketiga (gim penentuan), maka kondisi tersebut disebut rubber game. Rubber game adalah penentu kemenangan jika masing-masing pemain atau tim telah memenangkan satu gim. Set ketiga ini sering kali menjadi penentu utama dan dimainkan dengan ketegangan tinggi.
Beberapa hal penting dalam rubber game:
- Pemain berganti sisi lapangan saat salah satu pihak mencapai 11 poin.
- Konsentrasi mental menjadi faktor penentu, karena kelelahan fisik sudah memuncak.
- Strategi dan rotasi posisi biasanya lebih fleksibel untuk mengecoh lawan.
Situasi deuce dan rubber game menuntut pemain tetap tenang dan fokus. Dalam kondisi seperti ini, pengalaman dan kendali emosi memainkan peran besar.
Jenis Pelanggaran dalam Pertandingan
Dalam aturan main badminton, pelanggaran dapat terjadi kapan saja selama permainan berlangsung. Baik disengaja maupun tidak, setiap pelanggaran akan mengakibatkan hilangnya poin atau pengalihan giliran servis. Untuk itu, penting bagi setiap pemain untuk mengenali jenis-jenis pelanggaran yang umum terjadi.
Pelanggaran bisa terjadi saat servis, selama reli, atau karena tindakan tidak sportif. Beberapa di antaranya sering kali dilakukan oleh pemula tanpa disadari, seperti melangkah melewati garis lapangan atau menyentuh net saat reli berlangsung.
Berikut beberapa contoh pelanggaran yang paling sering terjadi di lapangan badminton:
- Menyentuh net saat bermain
Pemain tidak boleh menyentuh net dengan bagian tubuh, raket, atau pakaian selama reli masih berlangsung. - Pukulan melewati net
Memukul shuttlecock sebelum melewati net ke sisi sendiri dianggap sebagai pelanggaran, meskipun posisi tubuh berada di sisi yang benar. - Gangguan pada lawan
Teriakan, gerakan mengganggu, atau berdiri terlalu dekat dengan lawan saat servis bisa dinilai sebagai tindakan tidak sportif. - Shuttlecock tersangkut di raket
Bila shuttlecock tersangkut atau dibawa (carried) pada raket, itu dianggap pelanggaran teknis.
Menghindari pelanggaran membutuhkan disiplin dan pemahaman menyeluruh terhadap aturan permainan. Semakin tinggi tingkat permainan, semakin ketat penerapan aturan ini. Oleh karena itu, pemain harus membiasakan diri bermain secara bersih dan sportif.
Pelanggaran oleh Pemain Tunggal
Dalam permainan tunggal, pemain bertanggung jawab penuh atas seluruh area lapangan mereka. Karena tidak memiliki pasangan, setiap kesalahan yang terjadi langsung berdampak pada perolehan poin lawan.
Beberapa pelanggaran yang khas dalam permainan tunggal antara lain:
- Tidak kembali ke posisi tengah setelah pukulan
Ini bisa membuka celah bagi lawan untuk menyerang sisi lapangan yang kosong. - Memukul shuttlecock dengan cara tidak sah
Seperti terlalu tinggi saat servis atau menyentuh net saat melakukan smash. - Mengulur waktu secara sengaja
Walaupun tidak langsung terlihat, ini bisa dianggap pelanggaran jika dilakukan berulang.
Permainan tunggal menuntut konsentrasi tinggi karena tidak ada bantuan rotasi dari rekan satu tim. Oleh karena itu, menghindari pelanggaran harus menjadi bagian dari strategi dasar setiap pemain tunggal.
Pelanggaran pada Ganda Campuran
Ganda campuran memiliki dinamika yang lebih kompleks karena melibatkan pasangan pria dan wanita dengan peran yang sering kali berbeda dalam taktik permainan. Ini juga berdampak pada jenis pelanggaran yang bisa terjadi.
Koordinasi yang buruk antara pasangan sering menjadi penyebab pelanggaran. Misalnya, dua pemain bisa bergerak ke arah yang sama untuk mengambil shuttlecock, dan berakhir saling bertabrakan atau menghalangi pukulan pasangan.
Berikut beberapa pelanggaran umum dalam ganda campuran:
- Rotasi servis tidak sesuai urutan
Pemain yang seharusnya melakukan servis berikutnya tidak melakukannya karena lupa urutan. - Salah satu pemain berdiri di posisi yang salah saat servis
Hal ini bisa menyebabkan pelanggaran langsung dan kehilangan poin. - Ketidakseimbangan distribusi tanggung jawab
Misalnya, pemain wanita dipaksa bermain terlalu di belakang, atau pemain pria terlalu sering maju ke net, menciptakan celah besar di lapangan. - Komunikasi buruk saat reli berlangsung
Hal ini sering menyebabkan shuttlecock jatuh di tengah karena keduanya mengira pasangan akan mengambilnya.
Untuk menghindari kesalahan ini, pasangan ganda campuran perlu melatih komunikasi, posisi, dan rotasi servis secara rutin. Keselarasan strategi akan mengurangi potensi pelanggaran dan meningkatkan efektivitas permainan tim.
Aturan Interupsi dan Time-Out
Dalam pertandingan resmi, badminton memiliki peraturan ketat terkait interupsi permainan. Waktu istirahat dan time-out diatur agar tidak disalahgunakan untuk mengganggu ritme lawan atau mengulur waktu.
Setiap gim memberikan satu kali interval resmi, yaitu saat salah satu pemain atau tim mencapai 11 poin. Interval ini berdurasi maksimal 60 detik dan bertujuan untuk memberi waktu istirahat singkat sebelum melanjutkan reli-reli berikutnya.
Selain itu, terdapat waktu istirahat antar gim selama 2 menit, yang diberikan setelah satu gim selesai sebelum memulai gim berikutnya. Waktu ini sering digunakan untuk minum, evaluasi taktik, dan menerima instruksi dari pelatih.
Dalam beberapa kondisi, time-out medis dapat diberikan jika pemain mengalami cedera atau gangguan fisik. Permintaan ini harus diajukan secara resmi dan disetujui oleh wasit utama. Wasit berhak menentukan durasi dan keputusan apakah pemain dapat melanjutkan permainan atau tidak.
Perlu diketahui bahwa interupsi lain, seperti membersihkan sepatu atau mengelap keringat, hanya diizinkan dalam kondisi tertentu dan tidak boleh terlalu sering dilakukan. Wasit bisa memberikan peringatan jika pemain dianggap mengulur waktu secara tidak wajar.
Menghormati batas waktu istirahat mencerminkan sportivitas pemain. Selain itu, pengelolaan energi selama interupsi menjadi bagian penting dalam strategi pertandingan, terutama pada gim ketiga atau rubber game yang sangat menguras stamina.
Perlengkapan yang Diizinkan Selama Bertanding
Dalam dunia badminton profesional maupun amatir, perlengkapan yang digunakan selama pertandingan telah ditentukan oleh regulasi. Semua pemain wajib menggunakan perlengkapan yang sesuai standar agar pertandingan berlangsung adil dan aman.
Perlengkapan utama yang wajib dimiliki oleh pemain antara lain:
- Raket Badminton
Raket harus ringan, kokoh, dan memiliki senar yang memenuhi standar tegangan. Raket tidak boleh memiliki modifikasi khusus yang bisa memberikan keuntungan tidak adil. - Shuttlecock
Untuk pertandingan resmi, hanya shuttlecock dengan spesifikasi kecepatan tertentu yang diperbolehkan. Shuttlecock harus dalam kondisi baik dan tidak cacat. - Sepatu Badminton
Sepatu yang salah bisa membahayakan pemain sendiri. - Pakaian Bertanding
Pakaian harus ringan, menyerap keringat, dan tidak mengganggu pergerakan. Kaos dan celana pendek adalah pilihan utama, dengan warna yang kontras agar mudah dikenali. - Aksesori Tambahan (Opsional)
Wristband, headband, atau pelindung lutut dapat digunakan asalkan tidak mengganggu permainan. Semua aksesori ini harus disetujui oleh wasit sebelum pertandingan dimulai.
Pemain yang menggunakan perlengkapan tidak sesuai standar bisa dikenai peringatan atau bahkan diskualifikasi dalam pertandingan resmi. Oleh karena itu, sebelum bertanding, sebaiknya pastikan seluruh perlengkapan sudah sesuai dengan ketentuan.
Selain kepatuhan terhadap aturan, perlengkapan yang tepat juga membantu meningkatkan performa di lapangan. Raket yang nyaman, sepatu yang kuat, dan shuttlecock berkualitas akan membuat permainan lebih stabil dan menyenangkan.
Etika & Sikap Sportif di Lapangan
Selain keterampilan teknis, badminton juga menekankan pentingnya etika dan sikap sportif selama pertandingan. Sportivitas adalah fondasi utama dari permainan yang adil, saling menghargai, dan membangun semangat kompetisi yang sehat.
Pemain harus menghormati lawan, wasit, serta penonton. Ini mencakup tidak mengeluarkan kata-kata kasar, tidak membanting raket secara emosional, dan tidak menunjukkan ekspresi yang meremehkan setelah memenangkan poin. Semua bentuk pelecehan verbal atau gestur menghina sangat dilarang dalam aturan main badminton.
Sikap sportif juga ditunjukkan melalui kejujuran. Misalnya, jika shuttlecock jatuh di luar namun wasit tidak melihat, pemain yang mengakuinya menunjukkan integritas tinggi. Tindakan seperti ini tidak hanya dihargai, tapi juga meningkatkan kepercayaan terhadap pemain itu sendiri.
Dalam pertandingan ganda, kerja sama dan komunikasi dengan pasangan juga menjadi bagian dari etika bermain. Menyalahkan rekan sendiri di depan umum atau menunjukkan frustrasi yang berlebihan dapat menurunkan semangat tim dan menciptakan ketegangan.
Etika lainnya meliputi:
- Mengucapkan salam sebelum dan sesudah pertandingan
- Menghormati keputusan wasit meskipun tidak setuju
- Memberi semangat secara positif, bukan mencemooh
Sikap seperti ini sangat ditekankan, terutama bagi pemain muda. Kompetisi seharusnya membentuk karakter, bukan sekadar mengejar kemenangan. Dengan menjunjung tinggi nilai fair play, permainan badminton akan tetap menjadi olahraga yang menyenangkan dan mendidik.
Peran Wasit dan Hakim Garis
Masing-masing wasit memiliki tanggung jawab berbeda, namun saling mendukung satu sama lain selama pertandingan berlangsung.
Wasit utama bertugas mengawasi jalannya pertandingan secara keseluruhan. Ia duduk di kursi tinggi di sisi net dan memiliki wewenang tertinggi di lapangan. Wasit mencatat skor, mengumumkan pelanggaran, dan memastikan kedua pemain mengikuti aturan permainan. Selain itu, wasit juga berhak memberi peringatan, menghentikan permainan, atau bahkan mendiskualifikasi pemain jika diperlukan.
Hakim servis bertugas khusus untuk mengawasi pelaksanaan servis. Ia memastikan bahwa shuttlecock dipukul di bawah pinggang, bahwa kaki tidak bergerak saat servis, serta posisi pemain sesuai dengan skor. Hakim servis berada di garis depan saat menentukan apakah servis sah atau fault.
Hakim garis biasanya terdiri dari beberapa orang, masing-masing mengamati garis lapangan tertentu. Mereka bertugas menentukan apakah shuttlecock mendarat di dalam atau di luar lapangan.
Fungsi penting dari seluruh tim wasit adalah:
- Menjaga integritas pertandingan
- Mengurangi potensi konflik antar pemain
- Memberi keputusan cepat dan objektif
- Menegakkan aturan sesuai standar internasional
Kehadiran mereka tidak hanya menjamin kelancaran permainan, tapi juga memberikan rasa aman bagi pemain bahwa hasil pertandingan ditentukan secara jujur dan profesional. Tanpa wasit dan hakim garis, pertandingan akan mudah kehilangan arah dan berpotensi menimbulkan sengketa.
Mencari penyedia karpet lapangan vinyl grosir murah?
Hubungi segera 0823.3434.6131 melalui WA atau telpon sekarang juga!Klik di sini
Memahami aturan main badminton secara menyeluruh adalah langkah penting bagi setiap pemain, pelatih, maupun penyelenggara pertandingan. Aturan ini memastikan permainan berjalan adil dan profesional.
Tidak hanya teknis permainan seperti skor dan servis, pemain juga wajib memahami posisi, pelanggaran, serta durasi istirahat yang diatur secara rinci dalam pertandingan resmi.
Menjaga sikap sportif selama bertanding menjadi bagian penting dari aturan main badminton. Nilai-nilai etika ini menjamin persaingan sehat dan semangat positif di setiap pertandingan.
Kehadiran wasit dan hakim garis berperan besar dalam menjaga objektivitas permainan. Mereka memastikan seluruh keputusan pertandingan dibuat secara akurat dan sesuai regulasi.
Memahami peran perangkat pertandingan membantu pemain menghormati proses dan hasil. Ini menciptakan lingkungan badminton yang lebih profesional, kompetitif, dan saling menghargai.
Dengan memahami semua aspek aturan permainan, baik di level pemula hingga profesional, setiap pemain bisa berkembang lebih optimal dan berkompetisi dengan percaya diri.
Untuk kebutuhan karpet lapangan yang sesuai standar, kunjungi karpetbadminton.co.id dan temukan pilihan karpet berkualitas untuk badminton kompetisi maupun latihan.
FAQ
Q1. Apa yang dimaksud dengan fault dalam permainan badminton?
A1. Fault adalah pelanggaran dalam permainan yang menyebabkan lawan mendapatkan poin, seperti servis salah, menyentuh net, atau shuttlecock keluar lapangan.
Q2. Bolehkah pemain menggunakan sepatu biasa saat bermain badminton?
A2. Tidak disarankan. Pemain sebaiknya menggunakan sepatu khusus badminton yang tidak licin dan memiliki sol non-marking untuk menjaga keamanan serta permukaan lapangan.
Q3. Apakah shuttlecock yang menyentuh net saat reli masih dianggap sah?
A3. Ya, selama shuttlecock melewati net dan jatuh di area lawan, maka pukulan tersebut sah dan permainan tetap berlanjut.
Q4. Apakah boleh menggunakan tangan untuk memukul shuttlecock?
A4. Tidak boleh. Shuttlecock hanya boleh dipukul menggunakan raket, dan tidak boleh mengenai tubuh pemain secara sengaja.
Q5. Kapan pemain dianggap kehilangan servis dalam pertandingan?
A5. Pemain kehilangan servis jika melakukan fault atau jika shuttlecock gagal melewati net atau keluar dari area permainan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar